10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan

10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan – 15 Desember 2023 11:28 15 Desember 2023 11:28 Diperbarui: 15 Desember 2023 11:32 260 0 0

Penyimpangan moral pada anak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti menurunnya moralitas anak, ketidakjelasan nilai/normalitas, dan kurangnya pendidikan moral. Banyak remaja dan orang dewasa yang mempunyai akhlak yang buruk, antara lain berperilaku kasar, tidak sopan, dan perilaku menyimpang seperti minum-minuman keras, berjudi, berkelahi, merokok di bawah umur, dan mencuri. Lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan akhlak anak, dan pendidikan akhlak pada anak usia dini sangat penting karena akhlak merupakan hal yang mendasar. Selain itu, upaya pendidikan dan pembentukan moral anak sangat diperlukan, namun pendidikan karakter di sekolah belum sepenuhnya berhasil dalam mengembangkan karakter manusia Indonesia. Di sisi lain, keterlibatan orang tua sangat menjamin perkembangan moral dan karakter anak, karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang tua dibandingkan saat belajar di sekolah biasa. Guru dan orang tua juga harus memperhatikan pengawasan terhadap lingkungan sosial anak. Tentunya kedua belah pihak harus mengawasi, mengayomi, mengayomi dan membimbing anak agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif baik di dalam maupun di luar diri anak. Karena hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang harus ditekankan sejak dini kepada anak-anak yang perkembangan akhlaknya baik.

10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan

10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan

M berusia 12 tahun dan merupakan putri dari tiga saudara perempuan. Ibunya bekerja sebagai penjual mie ayam dan ayahnya bekerja dari rumah membuka jasa peralatan audio elektronik. A memiliki jadwal harian seperti anak kebanyakan dan berangkat ke sekolah dari jam 7 pagi sampai jam 1 siang. Setelah itu beliau berdiam dan bersiap untuk mengaji pada sore harinya. Isya’ Malam berikutnya dia belajar di tempat pendidikan dekat rumahnya bersama temannya. Ia mengikuti kelas tersebut karena ingin dan kebetulan diundang oleh instruktur yang merupakan tetangganya. Dia membantu pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan dan mengepel setiap hari. Terkadang, A membantu ibunya mencuci piring jika diminta. Orang A mengatakan jika dia belajar daripada mengajar, dia tidak akan belajar di rumah. Sebaliknya, ketika saya tidak menghadiri kelas, saya belajar di rumah. A belajar secara mandiri di rumah dengan bantuan gawai dan Google. Hal ini dikarenakan ayah dan ibu saya sibuk bekerja, salah satu kakak laki-laki saya bekerja, dan sang kakak bersekolah di pesantren, sehingga kedua kakak laki-laki tersebut tidak ada di rumah. . Pak A juga mengeluh bingung saat belajar, dan bingung harus bertanya kepada siapa saat belajar. Hal ini karena jawaban Google tidak selalu tersedia dan sesuai. A mengaji setiap sore, namun ia tertinggal jauh dari teman-temannya sehingga terkadang ia merasa malas. Namun Pak A tetap belajar mengaji dan mengikuti perkuliahan dengan intensitas seperti biasanya, kadang sama rajinnya, kadang kurang semangat.

Plang Budayakan 10k Menginspirasi Siswa Untuk Menerapkan Nilai-nilai Mulia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Lickona menjelaskan, peran keluarga dalam pembelajaran moral adalah sebagai guru dan kepala sekolah pertama bagi anak sebelum memasuki tahap formal. Lickona juga menjelaskan bahwa tantangan moral saat ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta bagaimana membesarkan anak dengan sikap tanggung jawab yang besar baik hak maupun kewajiban.

Menurut Kohlberg, seseorang mempunyai beberapa tahap perkembangan moral, dan tahap-tahap perkembangan moral ini bersifat irreversible (suatu tahap yang telah dicapai dan dilalui tidak dapat kembali ke tahap sebelumnya). Tahapan perkembangan moral pada anak adalah:

Pada tahap ini, anak sudah mampu mengikuti aturan, norma, dan budaya serta mengevaluasi mana yang baik dan buruk.  

Langkah 1) Moralitas heterogen. Pada tahap ini, kita cenderung melindungi diri dari hukuman dan berusaha patuh agar dianggap baik.

10 Contoh Sikap Menghormati Keberagaman Suku Di Indonesia

Tahap 2) Orientasi instrumental atau moralitas individu dan timbal balik. Pada tahap ini, anak memperoleh pemenuhan kebutuhannya dengan memanfaatkan orang lain atau mendasarkan tindakannya pada perilaku orang lain.

Tahap 3) Orientasi pengukuran. Anak pada tahap ini mulai menghargai kepercayaan, pertimbangan, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai dasar penilaian moral.

Langkah 4) Bertujuan untuk ketertiban umum atau moralitas dalam sistem sosial. Pada tahap ini, penilaian moral dibuat berdasarkan pemahaman tentang tatanan sosial, hukum, keadilan, dan kewajiban.

10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan

Langkah 5) Orientasi pada kontrak sosial dan hak individu. Masyarakat mungkin menganggap nilai, hak, dan prinsip lebih penting daripada hukum.

Mengenal Lebih Dalam Core Values Dalam Kehidupan Sehari-hari

Langkah 6) Bertujuan untuk prinsip-prinsip etika universal. Kita dapat menetapkan standar moral mengenai hak asasi manusia jika kita yakin bahwa hati nurani harus dipatuhi meskipun hal itu mengandung risiko.

Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan moral anak, bahwa pendidikan moral dan karakter anak sangat penting, dan peran orang tua sangat penting dalam membentuk moral dan karakter anak . membentuk.

Berdasarkan temuan dan teori tersebut, terlihat jelas bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam pembelajaran moral anak dan orang tua dapat mencegah kemerosotan moral anak, misalnya dengan mengajarkan konsep hak dan tanggung jawab kepada anak di rumah, sekolah, dan di dunia. komunitas. Begini caranya: Oleh karena itu, dengan menanamkan konsep-konsep tersebut dan mempraktikkan kebiasaan baik sejak dini, diharapkan anak-anak dapat membentuk akhlak yang baik seiring dengan pertumbuhannya ke tahap perkembangan selanjutnya.

Dilihat dari tahap perkembangannya, M (usia 12 tahun) termasuk dalam tahap prakonvensional dan tradisional. Hal ini dibuktikan dengan tindakan sadarnya dalam membantu pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu dan mengepel. Orang A mungkin berpikir karena ibu dan ayahnya sibuk bekerja, dia harus memberi mereka sedikit bantuan. A juga mempersiapkan diri secara mandiri, mengikuti perkuliahan, dan mengaji. Meski terkadang dia bisa menjadi malas. Orang A menyadari bahwa dirinya adalah anak dari orang tua yang sibuk dan tidak mempunyai teman belajar, sehingga ia harus mengikuti les atau melanjutkan belajar sendiri di rumah. – Tahukah Anda bahwa anak di bawah usia 10 tahun sudah bisa berpikir dan mengambil keputusan? Lihat atau dengar. Namun sayangnya, mereka tidak mempunyai dasar yang kuat untuk tidak mengikuti hal baik atau buruk, dan mereka menganggap apa yang mereka lakukan mudah untuk diikuti asalkan mereka senang dengan hal tersebut. Situasi ini berarti kerja ekstra bagi orang tua dan guru yang membimbing mereka di rumah dan di sekolah. Ketika kita masih muda, kita memahami apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan, namun kita mungkin masih belum bisa mencernanya dengan baik. Untuk itu pembentukan karakter menjadi sangat penting khususnya di Indonesia.

10 Cara Menulis Tesis Dengan Mudah,cepat Dan Tepat Panduan Lengkap

Sama halnya dengan pendidikan karakter di negara-negara maju, beberapa negara maju seperti Jepang sudah lama menerapkan pendidikan karakter. Bagi mereka, mengajarkan anak berhitung atau membaca sangatlah mudah karena otaknya masih berkembang dengan baik. Namun karakter adalah pelajaran yang harus dipraktikkan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan dalam psikologi anak seperti halnya kecerdasan emosional karena anak memahami bahwa dirinya perlu dibentuk untuk mengajarkan hal-hal yang baik dan mengenalkan hal-hal buruk agar terhindar darinya.

10 cara di atas bisa Anda terapkan secara perlahan tanpa berlebihan. Pada dasarnya anak tidak boleh dipaksa, ia harus bebas, sehingga tidak perlu diatur atau dibatasi kreativitas dan idenya selama masih dalam batas-batas tersebut. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan dan pemikiran anak serta akan berupaya memadukan aktivitas dan gaya sosialisasi mereka untuk menciptakan kepribadian yang efektif dan bukan memaksa. Toleransi etnis dan ras. Ada pula cara agar setiap orang bisa menghormati hak, pikiran, dan pendapat satu sama lain. Saya tidak menghakimi dan menurut saya itu tidak benar. Oleh karena itu, artikel ini menguraikan sepuluh tips cara mendidik anak memahami dan menyikapi perbedaan. Dengar, Bu!

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk memberikan contoh yang baik.

10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan

Contohnya seperti menunjukkan bagaimana ibu dan ayah menyelesaikan masalah ketika berbeda pendapat, menghormati tetangga yang berdoa tanpa membuat keributan, dan tidak mengkritik ras tertentu karena stereotip.

10 Cara Entp Menyelesaikan Konflik Dengan Orang Lain

Ajari anak bahwa keberagaman dan keberagaman adalah anugerah dari Tuhan. Dengan begitu kita bisa belajar lebih banyak secara terbuka dan saling melengkapi. Namun Anda tetap bisa berpikir kritis. 

Oleh karena itu, masih perlu adanya penerapan nilai dan norma agama di masyarakat agar kelak anak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak, mana yang boleh dan mana yang tidak, mana yang pantas dan tidak boleh dilakukan. apa yang tidak. . Diharapkan mereka tidak bertindak seenaknya karena ‘perbedaan’.

Salah satu tujuan utama mengajarkan anak menghargai perbedaan adalah membantu mereka memahami bahwa perbedaan tidak selalu berarti “Saya benar dan dia salah”.

Jadi doronglah mereka untuk melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Cara termudah adalah dengan menanyakan apa yang akan mereka pikirkan atau lakukan jika mereka berada dalam situasi yang berbeda.

10 Cara Menjaga Kebersamaan Dalam Keluarga Agar Semakin Harmonis

Berikutnya, ibu harus membantu anak memahami emosi dan pengalaman orang lain. Apa yang mereka lihat saat ini belum tentu mencerminkan apa yang telah dilalui orang lain hingga sampai ke titik ini.

Untuk membantu anak mencintai dan menghormati perbedaan, ayah dan ibu bisa mengundang mereka ke festival budaya atau mengajak mereka berlibur ke daerah lain di Tanah Air. Hal ini membantu anak merasa nyaman dan belajar mengenali perbedaan dan keberagaman.

Cara lainnya adalah dengan mendorong anak-anak untuk berteman dengan anak-anak dari latar belakang berbeda atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang mendorong inklusi.

10 Cara Untuk Menghargai Mereka Yang Memberikan Bantuan

Ketika seorang anak menemukan sesuatu yang baru dan berbeda, dia mungkin menjadi penasaran dan bertanya kepada ibunya tentang hal tersebut. Misalnya saja kenapa masyarakat di Indonesia bagian timur berkulit lebih gelap atau kenapa umat Islam dilarang makan daging babi.

Perkuat Toleransi Anak Dengan Perbanyak Ruang Bertemu Dan Berdialog

Selain itu, para ibu dapat mengajari anaknya cara menghargai perbedaan melalui komunikasi terbuka. Anda bisa menanyakan pendapat mereka terlebih dahulu, atau Anda bisa menjawab pertanyaan mereka dengan jujur ​​dan penuh pengertian.

Oleh karena itu, Anda harus menggunakan metode yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak Anda untuk menyampaikan pesan Anda.

Anda dapat menemukannya di sini:

Artikel Terkait

Leave a Comment